Pembuatan Koloid




Pembuatan Koloid 
Koloid berasal dari kata kolia yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Sistem koloid disebut juga sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih besar dari suspensi. Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi.
Bagaimana sistem koloid dibuat? Sistem koloid dapat dibuat secara pembuatan langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium pendispersi. Selain itu dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau mengubah larutan menjadi koloid. Sistem koloid ini dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metode menggabungkan partikel larutan sejati (kondensasi), menghaluskan bahan kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi (dispersi), serta koloid asosiasi.
slide-2-638.jpg
A.   Kondensasi
Yaitu penggabungan ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (berukuran larutan sejati) menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan sejati diubah menjadi  koloid. Cara kondensasi dibagi menjadi dua, yaitu secara kimia dan fisika.
1.      Secara Kimia
Yaitu perubahan zat yang menghasilkan zat jenis baru.
a.       Reaksi Redoks
Yaitu reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang dihasilkan adalah hasil reduksi atau oksidasi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq)
⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
b.      Reaksi Hidrolisis
Yaitu reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l)
⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
c.       Dekomposisi Rangkap atau Pertukaran Ion
Umumnya digunakan dalam membuat koloid dari zat yang sukar larut yang dihasilkan dari reaksi kimia.
Contoh :
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan As2O3 dengan larutan H2S
As2O3 (aq)+ 3H2S (g)
⎯⎯ As2S3 (koloid) + 6H2O(l)
2.      Secara Fisika
Yaitu perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru.
a.       Penggantian Pelarut
Yaitu mengganti zat untuk membuat koloid. Digunakan untuk membentuk koloid dari zat yang sukar larut dalam medium pendispersinya sehingga diperlukan pelarut lain yang sesuai sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersinya.
Contoh :
Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
b.      Pengembunan Uap
Yaitu mengalirkan uap melalui medium dingin sehingga terbentuk koloid.
Contoh :
Sol raksa dihasilkan dengan mengalirkan uap raksa melalui air dingin dan ditambahkan amoniun sitrat sebagai stabilisator.
c.       Pendinginan
Yaitu menggumpalkan ion larutan menjadi koloid. Pendinginan biasanya berbanding lurus dengan penurunan kelarutan suatu zat.

d.      Reaksi Pengendapan
Yaitu pengendapan dengan mencampur dua larutan elektrolit sehingga terbentuk koloid.
Contoh :  
Pembuatan sol AgCl dengan cara mencampurkan larutan AgNO3 encer dengan larutan HCl encer atau NaCl encer.
Reaksi yang terjadi:
AgNO3(aq) + HCl(aq) à AgCl (S) + HNO3 (aq)
AgNO3(aq) + NaCl(aq) à AgCl (S) + NaNO3 (aq)

B.   Dispersi
Yaitu pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya. Dengan kata lain suspensi diubah menjadi koloid.
1.      Dispersi Langsung (Mekanik)
Yaitu penghalusan partikel kasar zat padat dengan menggiling atau menggerus untuk membuat partikel berukuran koloid. Kemudian mendispersikannya pada medium pendispersi.
Contoh :
Penggilingan padi menjadi beras, pembuatan tinta, dan lain-lain.
slide-4-638.jpg
2.      Homogenisasi
Yaitu pengubahan partikel besar menjadi seukuran partikel koloid dalam hal ini sebagai emulsi. Pada cara ini menggunakan mesin penghomogen kemudian partikel dicampurkan dengan medium pendispersi.
Contoh :
Pembuatan susu dengan bahan baku lemak susu yang dihomogenkan kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi.
slide-6-638.jpg
3.      Peptisasi
Yaitu pemecahan suatu partikel besar dengan menambahkan zat pemecah. Zat pemecah dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.
Contoh :
Agar-agar dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, dan lain-lain.
slide-5-638.jpg   agar.jpg
4.      Busur Bredig atau Reaksi Elektrodispersi
Yaitu arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam (bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan listrik. Loncatan listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan membentuk atom-atomnya dan larut di dalam medium pendispersi membentuk sol. Cara busur bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam
Contoh :
Pada pembuatan sol-sol logam. Jika ke dalam endapan Fe(OH)3 ditambahkan elektrolit FeCl3 (ion sejenis Fe3+), maka Fe(OH)3 akan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ tersebut. Akibatnya, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk partikel koloid.
Skema-alat-busur-Bredig.jpg
C.   Koloid Asosiasi
Yaitu koloid yang terdiri dari bagian yang bersifat hidrofob sekaligus hidrofil.
Contoh :
Partikel sabun
slide-23-638.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sengketa Internasional Ambalat (Indonesia-Malaysia)

Sejarah